"Puisi Bila Kutitipkan - Gus Mus"
Bila kutitipkan dukaku pada langit
Pastilah langit memanggil mendung
Bila kutitipkan resahku kepada angin
Pastilah angin menyeru badai
Bila kutitipkan geramku pada laut
Pastilah laut menggiring gelombang
Bila kutitipkan dendamku pada gunung
Pastilah gunung meluapkan api. Tapi
Kan kusimpan sendiri mendung dukaku
Dalam langit dadaku
Kusimpan sendiri badai resahku
Dalam angin desahku
Kusimpan sendiri gelombang geramku
Dalam laut pahamku
Ku simpan sendiri.
Jangan anggap mereka kalap
Jika mereka terjang senjata sekutu lengkap
Jangan dikira mereka nekat
Karena mereka cuma berbekal semangat
Melawan seteru yang hebat
Jangan sepelekan senjata ditangan mereka
Atau lengan yang mirip kerangka
Tengoklah baja didada mereka
Jangan remehkan sesobek kain dikepala
Tengoklah merah putih yang berkibar
di hati mereka
dan dengan pekik mereka
Allahu Akbar!
Dengarlah pekik mereka
Allahu Akbar!
Gaungnya menggelegar
Mengoyak langit
Surabaya yang murka
Allahu Akbar
Menggetarkan setiap yang mendengar
Semua pun jadi kecil
Semua pun tinggal seupil
Semua menggigil
Surabaya,
O, kota keberanian
O, kota kebanggaan
Mana sorak-sorai takbirmu
Yang membakar nyali kezaliman?
Mana pekik merdekamu
Yang menggeletarkan ketidakadilan?
Mana arek-arekmu yang siap
Menjadi tumbal kemerdekaan
Dan harga diri
Menjaga ibu pertiwi
dan anak-anak negeri
Ataukah kini semuanya ikut terbuai
Lagu-lagu satu nada
Demi menjaga
Keselamatan dan kepuasan
diri sendiri
Allahu Akbar!
Dulu arek-arek Surabaya
Tak ingin menyetrika Amerika
Melinggis Inggris
Menggada Belanda
Murka pada Gurka
Mereka hanya tak suka
Kezaliman yang angkuh merajalela
Mengotoroi persada
Mereka harus melawan
Meski nyawa yang menjadi taruhan
Karena memang pahlawan
Surabaya
Dimanakah kau sembunyikan
Pahlawanku?
Jika terjadi kesalahan pada penulisan puisi yang bersangkutan dimohon
dengan sangat memberitahu kami dengan berkomentar, Terimakasih. Salam
Admin Karya Cendekiawan