Lampu jiwaku terbakar tanpa henti, menyentuh lukanya seumur hidup, bersinar dengan kenang-kenangan itu.
Diam-diam kuberjuang untuk melepaskan, tapi aku lelah mendaki, menangis dengan rasa sakit yang menuakan hati, memikunkan pikiran.
Kenangan yang tak terlupakan, menempel seperti kawat duri, yang menusuk jantung dalam.
Hidup dengan curahan kesedihan, terjebak dalam perangkap masa lalu, terikat dengan semua perasaan disana.
Tidak mampu lepaskan, jatuh ke lutut, menangis menuju langit, berharap untuk penangguhan hukum.
Terus tanpa suara di bawah kehormatan yang tersembunyi dari kehidupan, merayap menuju lampu jiwaku, mencari, terbakar terus-menerus, menyentuh pikiran hatiku yang rapuh dah khidmat.
Nyeri.
Jika terjadi kesalahan pada penulisan puisi yang bersangkutan dimohon dengan sangat memberitahu kami dengan berkomentar, Terimakasih. Salam Admin Karya Cendekiawan
Ditulis Oleh:
Unknown - Published at :