"Puisi Di Taman Pahlawan - Gus Mus"
Di taman pahlawan beberapa pahlawan sedang berbincang-bincang tentang keberanian dan perjuangan.
Mereka bertanya-tanya apakah ada yang mewariskan semangat perjuangan dan pembelaan kepada yang ditinggalkan
Ataukah patriotisme dan keberanian di zaman pembangunan ini sudah tinggal menjadi dongeng dan slogan?
Banyak sekali tokoh disitu yang diam-diam ikut mendengarkan dengan perasaan malu dan sungkan
Tokoh-tokoh ini menyesali pihak-pihak yang membawa mereka kemari karena menyangka mereka juga pejuang-pejuang pemberani.
Lalu menyesali diri mereka sendiri yang dulu terlalu baik memerankan tokoh-tokoh gagah berani tanpa mengindahkan nurani.
(Bunga-bunga yang setiap kali ditaburkan justru membuat mereka lebih tertekan)
Apakah ini yang namanya siksa kubur?
Tanya seseorang diantara mereka yang dulu terkenal takabur
Tapi kalau kita tak disemayamkan disini, makam pahlawan ini
Akan sepi penghuni, kata yang lain menghibur
Tiba-tiba mereka mendengar Marsinah
Tiba-tiba mereka semua yang di Taman Pahlawan
Yang betul-betul pahlawan atau yang keliru dianggap pahlawan
Begitu girang menunggu salvo ditembakkan dan genderang penghormatan ditabuh lirih mengiringi kedatangan wanita muda yang gagah perkasa itu
Di atas, Marsinah yang berkerudung awan putih berselendang pelangi tersenyum manis sekali:
Maaf kawan-kawan, jasadku masih dibutuhkan untuk menyingkapkan kebusukan dan membantu mereka yang mencari muka.
Kalau sudah tak diperlukan lagi
Biarlah mereka menanamkannya di mana saja di persada ini
Sebagai tumbal keadilan atau sekedar bangkai tak berarti
Jika terjadi kesalahan pada penulisan puisi yang bersangkutan dimohon dengan sangat memberitahu kami dengan berkomentar, Terimakasih. Salam Admin Karya Cendekiawan